--> Skip to main content

Muhasabah diri: Jangan Lupa Bersyukur!

Kisah ini berawal ketika Allah memberiku sebuah gelar. 


Kebahagiaanku saat pertama kali menatap wajah mungil itu, tidak bisa kugambarkan. Sempurna, itulah hal yang aku syukuri ketika Allah memberikan kepercayaan untuk melahirkannya.

Allah menitipkan kesucian hatinya pada seorang wanita yang memiliki banyak kekurangan ini. Aku mendapat anugerah. Menyandang gelar mulia karenanya. Aku pikir semua akan berjalan sempurna. Aku akan menjadi istri, ibu, dan wanita karir yang sukses.

Namun, ternyata tidak semudah itu. Faktanya aku tidak bisa mengambil semua peran secara bersamaan. Tanpa sadar aku telah mengorbankan peran muliaku ketika aku harus fokus pada pekerjaan di luar rumah. 

Aku menitipkanmu pada orang lain. Itu adalah kesalahan terbesar yang pernah aku lakukan. Meskipun hanya beberapa jam saja, aku tetap menyesal. Ada banyak hal yang aku lewatkan dalam perkembangan anakku. 

Ketidakhadiranku di siang hari, membuatnya selalu merajuk setiap malam. Aku sering merasa lelah karena harus mengajaknya bermain sepanjang malam dan bekerja seharian. Terutama jika sumiku sedang di luar kota. Dan memang dia lebih sering di luar kota untuk mencari nafkah. 

Aku harus menelan kepahitan ketika melihatnya tertawa lepas bersama ibu asuh namun sering menangis saat bersamaku. Aku juga tidak bisa menemaninya ketika dia membutuhkan lebih banyak perhatian. Apalagi saat sedang sakit. ASI yang harusnya aku beri full selama dua tahun hanya bisa dia dapatkan selama dua bulan. 

Aku sedih melihatnya kejang demam berkali-kali sampai harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Aku lelah sampai ambruk dan dehidrasi. Hingga suatu hari Allah menunjukkan sebuah jalan melalui kajadian yang tidak menyenangkan secara berturut-turut. Allah mengujiku disemua peran yang aku eluti. Inilah saatnya aku mengambil keputusan. Berat memang.

Titik balik ini membuat aku sadar bahwa sejatinya dunia hanyalah fatamorgana. Semua yang aku butuhkan ternyata sudah Allah sediakan di rumahku di bawah keridoan dan kebahagiaan suamiku. Di bawah senyuman dan keikhlasan anak-anakku.

Perubahan drastis ini membawaku kembali pada titik di manaaku harus memulai semuanya dari nol. Jika saja Allah tidak memberiku kesabaran, niscaya aku sudah mati bunuh diri. Lenyap dalam kesulitan yang tidak berarti. 

Ajaibnya aku masih diberi kekuatan ketika emosi ini hendak membuncah. Kondisi ekonomi kami terpuruk. Aku sering berpikir keras saat menatap isi dompet yang nyaris tidak tersisa. Apa yang harus aku lalukan? Bagaimana jika susu formula anakku tiba-tiba habis. Bagaimana jika stok bahan makanan di rumah habis? Sementara suami gajian masih lama. 

Qodarullah, Allah memberikan bantuan bahkan sebelum aku sempat memintanya. Orang tua yang pengertian, kakak yang perhatian, dan tetangga yang baik hati adalah malaikat yang Allah utus untuk menyampaikan bantuan-Nya. 

Sering aku tergoda dan ingkar dengan keputusanku. Dengan dalih mencari penghasilan tambahan. Namun Allah menegurku dengan berbagai cara. Agar aku kembali pada jalan-Nya. 

Hingga saat ini aku masih bisa berdiri. Menatap dunia dengan percaya diri. Aku mungkin bukanlah siapa-siapa, tidak kaya atau juga terpandang. Tetapi aku cukup bahagia dengan dua gelar mulia yang hanya Allah sematkan pada wanita. Istri dan Ibu. 

Setiap saat aku mensugesti diri sendiri bahwa kebahagiaan bukanlah saat memiliki segalanya. Tetapi bahagia adalah ketika bisa mensyukuri segalanya. Tetapi saya lebih sering lupa bahwa syukur bukan hanya sebatas mengucap alhamdulillah. Lebih dalam lagi, syukur haruslah dbuktikan dengan pengabdian yang nyata. 

Tidak ada manusia yang sempurna. Namun semua manusia akan terus berproses. Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Meski masa lalu tidak bisa diperbaiki, masih ada masa depan yang bisa diperjuangkan. 

Pada waktunya Allah akan memberikan semua yang dibutuhkan. Sebanding dengan usaha yang dilakukan, Seluas doa yang dipanjatkan, sebesar syukur yang dibuktikan. 

Wallau A'lam










Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar