Tips Menyapih Dot Bagi Bayi Sufor
(Gambar: Baby Timur)
Hai, Bunda!
Apa kabar?
Apakah ada di antara bunda yang mengalami kesulitan dalam melepaskan dot si kecil?
Mungkin ada beberapa anak yang hingga usia 5 tahun masih ketergantungan dot. Ada juga anak yang menggunakan dot bukan hanya untuk susu saja tetapi hampir setiap minuman harus dimasukan ke dot.
Pasti bunda akan merasa geram, bukan? Terlebih jika ada cibiran dari orang-orang yang terkesan nyinyir.
Jangan Khawatir, Bun! Tidak apa-apa, kok jika anak bunda belum siap berpisah dari dot kesayangan. Toh, nanti juga seiring berjalannya waktu, anak akan menyadari bahwa dirinya sudah tidak pantas minum dari dot.
Jadi jangan memaksakan kehendak, ya, hanya demi mengurangi rasa gengsi kita sebagai orang tua. Biarkan anak dalam kenyamanannya. Justru jika dipaksa, anak akan merasa kenyamanannya terenggut. Akhirnya dia emosi dan tidak mempercayai kita sebagai orang tua.
Naaah, buat para Bunda yang bermaksud menyapih anaknya dari dot, ada trik yang bisa dilakukan agar proses penyapihan tidak membuat anak syok dan merasa terganggu. Trik ini saya lakukan saat menyapih anak dari dot pada usia 1,5 tahun.
Yuk, kita simak triknya! Tetapi sebelumnya, Buatlah tabel perencanaan agar misi kita berjalan dengan lancar dan sesuai. Cantumkan target waktu di setiap tahapnya.
Tahap pertama: Menyapih dot di siang hari. Malam hari masih diberi dot.
1.Kurangi intensitas anak dalam menggunakaan dot. Misal yang biasanya 8 kali minum air dan susu pakai dot, cobalah untuk mengganti tempat air minumnya dengan gelas beberapa kali. Jangan lupa pakai sedotan, yaaa! Biar tidak tumpah. Jangan menunggu sampai dia haus. Usahakan sebelum dia meminta minum kita tawarkan minum lebih dulu. Biasanya anak suka mencoba hal-hal baru. Tetapi kalau dia sudah kehausan dan meminta sendiri, beri sesuai yang dia minta.
2. Jika dia mau minum saat ditawari, biasanya langkah kita akan sangat mudah. Tetapi jika dia menolak, tidak usah dipaksa. Pelan-pelan saja. Beri dia contoh bahwa minun di gelas itu sangat menyenangkan. Bunda bisa melakukan beberapa permainan untuk menarik minat anak pada gelas. Atau memberinya gelas dengan kharakter-kharakter lucu yang disukai si kecil.
3. Jika dalam satu minggu anak berhasil tidak menggunakan dot, artinya Bunda sudah sukses menjalani tahap pertama. Tetapi jika masih menanyakan dot, coba perpanjang waktu Bunda menjadi 2 minggu dan bersabarlah.
Tahap Kedua: Mengurangi dot di siang dan malam hari.
Bunda, pada tahap ini mungkin akan lebih sulit. Karena malam hari anak cenderung rewel jika mau tidur
Naaah, untuk mengatasi hal tersebut, Bunda harus peka sama tanda-tanda anak mengantuk. Usahakan sebelum anak mengantuk dia sudah ditawari susu di dalam gelas. Agar pada saat mau tidur dia sudah kenyang. Minimal meskipun dia ingin, tapi tidak akan terlalu banyak. Lakukan selama beberapa hari.
Tahap ketiga: Menghilangkan dot dari pandangan si kecil.
Naah, inilah fase paling kritis. Bunda harus tega membuang dot. Atau menyingkirkan dot dari pandangan si kecil. Kalau tahap kedua sudah terbiasa, Bunda tinggal meningkatkan untuk tidak memberinya dot sama sekali bahkan jangan menyebutkan kata dot, mimi, atau istilah lain yang berhubungab dengan dot. Hal ini berfungsi agar anak bisa menghapua memori dot dati otaknya.
Saat anak meminta dot, alihkan pada hal lain, seolah-olah Bunda tidak tahu apa maksud si kecil. Mungkin beberapa malam anak akan tantrum karena mengira kita tidak mengerti maksud dia. Tetapi lambat laun dia akan melupakan dot.
Di fase ini komitmen kita dan suami benar-benar diuji. Jadi usahakan untuk berdiskusi dengan suami terkait rencana-rencana kita agar tidak bentrok dan bisa saling menguatkan ssatu sama lain.
Bagaimana jika ada yang berkata, "Kasihan, anak masih kecil harus berhenti menyusu."
Jangan khawatir, Bun, bukankah yang disapih itu hanya dotnya buka susu nya. Bunda masih harus memberikan susu formula untuk anak seauai usia perkembangannya. Hanya saja kali ini dia harus menggunakan gelas.
Kalau Bunda belum yakin menyapih anak dari dot, sebaiknya tidak usahdan tunggu sampai Bunda dan suami benar-benar siap. Karena diperlukan ketegasan dan keyakinan penuh untuk melakukan ini semua.
Sekian dari saya. Semoga bermanfaat!
Terima kasih!