--> Skip to main content

Ibu Professional Kebanggan Keluarga

Memasuki wahana istana pasir di Pulau Cahaya Bunda Sayang, saya ditampar oleh pemaparan materi ke-2 guide. Begitu banyak ilmu parenting yang hanya jadi catatan saja dalam otak saya. Saya pikir semakin banyak ilmu yang diserap, akan semakin baik juga kehidupan saya. 

Namun saya salah. Sebanyak apa pun ilmu yang saya dapatkan, jika tanpa pertimbangan dalam merealisasikannya, saya akan kerepotan. Ya, tentu saja tidak semua ilmu bisa saya terapkan dalam kehidupan saya. Maka saya harus memilih yang paling baik, benar, dan bermanfaat bagi saya. 

Dalam prosesnya saya perlu menelaah secara mendalam pada diri saya sendiri. Jujur adalah hal yang paling sulit. Saya sering kali menerapkan standar yang sebenarnya bukan saya banget. Mungkin inilah sebabnya saya sulit menyelesaikan apa yang sudah saya mulai karena merasa jalan saya buntu. 

Ketika dihadapkan pada sebuah pilihan antara bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Berbagai kecamuk hadir dalam hati. Kenapa harus memilih? Bukankah banyak wanita yang bisa menjalani keduanya? Bukan hanya saya, teman-teman, keluarga, dan kerabat juga mempertanyakan keputusan saya. 

Namun kembali saya berkaca pada diri saya pribadi. Saya adalah saya, kondisi dan kebutuhan saya tidak sama dengan orang lain. Akhirnya saya yakin dan mulai belajar untuk menjadi Ibu Professional. 

Banyak definisi yang menjelaskan apa itu Ibu Professional. Setelah membaca berbagai referensi, saya dapat menyimpulkan bahwa:

Ibu Pofessional adalah Ibu yang senantiasa belajar dan berusaha mewujudkan tujuan utama sebuah ikatan rumah tangga yaitu sakinah, mawaddah, warahmah. Sehingga pada akhirnya semua tujuan tersebut berpusat pada Sang Pencipta.

Untuk mencapai ke-3 tujuan tersebut tentu membutuhkan ikhtiar yang tidak mudah. Ada 6 langkah yang akan saya lakukan di antaranya:
1. Berdamai dengan diri sendiri

Saat saya memikirkan tentang perjalanan hidup saya, terkadang saya merasa bahwa saya hari ini adalah akibat dari kondisi saya di masa lalu. Kesalahan saya, kesalahan orang-orang di sekitar saya, dan ketidak sesuaian antara harapan dan kenyataan hidup saya, kerap menjadi bumerang untuk saya.

Melupakan semuanya adalah halbyang tidak mungkin. Tetapi saya ingin berusaha memaafkan semua yang terjadi di masa lalu. Saya ingin berdamai dengan diri saya sendiri.

2. Mendalami potensi diri

Setelah mengikuti matrikulas ibu professional saya semakin yakin bahwa potensi saya adalah menulis. Saya mencoba mengembalikan kekuatan untuk menulis lagi secara rutin dengan membuat website pribadi. Semoga melalui kegiatan menulis saya bisa berkembang dan bedampak. Menyebar manfaat melalui tulisan saya.

3. Berusaha istiqomah

Hal yang paling sulit dalam melaukan perubahan diri adalah istoqomah. Saya sulit sekali menyelesaikan apa yang saya mulai. Maka mulai dari sekarang, ketika saya mengalami jalan buntu dan merasa semua yang saya lakukan sia-sia, hal yang akan saya ingat sebagai kekuatan adalah kembali pada tujuan saya sebelumnya.

4. Fokus pada tujuan

Saya sadar dalam hidup, rintangan akan selalu datang. Namun kali ini saya tidak akan peduli lagi. Saya akan mencari cara untuk tetap berjalan meskipun pelan. Fokus pada tujuan.

5. Evaluasi diri sendiri

Selama ini saya tidak pernah mengevaluasi diri sendiri. Sehingga ketika ada jalan buntu, saya cenderung berhenti. Padahal saya seharusnya kembali mengingat perjalanan saya. Apa kelebihan dan kekurangan saya dalam proses perubahan ini. Saya yakin solusi akan Allah beri pada orang yang mencari.

6. Apresiasi setiap pencapaian meskipun kecil

Saya sering kali lupa bahwa merayakan keberhasilan adalah penting. Selama ini saya hanya merayakan keberhasilan yang menurut saya besar. Sehingga ketika saya tidak mendapat apapun dari sebuah perjalanan. Saya sering menyesal. Padahal setiap proses yang kita jalani pasti akan memberi dampak positif yang tidak kita sadari. Sehingga kita merasa gagal. 
Saya sering sekali memperhatikan Bapak menggambar pohon seperti yang buat di atas. Tanpa sadar saya mulai mengikuti cara bapak dalam menggambarnya. Saya pikir pohon seperti itu sangat indah, teduh, dan menyejukkan.

Jika keluarga diibaratkan seperti pohon, saya sebagai seorang istri dan ibu adalah akar pohon yang bertugas sebagai pondasi. Pertumbuhan akar menentukan bagaimana pertumbuhan pohon. Akar menyerap nutrisi yang paling baik dan sehat dari tanah.

Semakin besar dan dalan akar menancapkan diri ke dasar tanah, maka akan semakin besar dan seorang ayah (tangkai) menopang dahan, daun, dan buah (anak-anak). 

Angin adalah ujian dalam sebuah keluarga. Semakin tinggi pohon tumbuh, akan semakin besar angin yang menerpanya. Tetapi jika akar sudah kuat. Apa pun yang terjadi, keluarga tidak akan hancur. 

Daun yang berguguran akan menjadi humus kesabaran. Membuat akar semakin subur dan kuat. Buah berjatuhan akan menumbuhkan keikhlasan dalam memberi manfaat pada lingkungan sekitarnya. Dahan yang ditebang, tidak akan menghilangkan semangat akar untuk kembali menumbuhkan tunas-tunas baru. Selama akar kuat, siklus kehidupan pohon tidak akan pernah berhenti. 

Selamat pagi!!!


 


Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar