Hari Ke-14: Konsep Kepemilikan
Mereka anteng bermain sepanjang hari. Tetapi saat magrib tiba, sebuah peristiwa terjadi. Timur tertarik pada peci hitam milik Mufa. Sementara, Mufa tidak mau meminkannya.
"Bunda, pinjemin peci ke Aa Mufa," rengek Timur pada saya.
"Timur pinjam sendiri sama Aa Mufa, ya," Kata saya.
"Gak dikasih, Bunda," tangisnya.
"Ya sudah, kalau gak dikasih, gak boleh pinjam. Itu, kan, punya A Mufa," tegas saya.
Timur nangis. Dia kecewa karena tidak bisa meminjam peci Mufa. Saya biarkan dia nangis. Sementara Uminya Mufa berusaha membujuk Mufa untuk berbagi.
"Gak boleh!" Mufa marah.
"Ya sudah. Kalau Mufa gak mau minjemin. Gak apa-apa." Saya berusaha untuk menenangkan Mufa.
"Gak apa-apa, kan, Timur? Nanti kalau Aa Mufa udah makenya, giliran Timur. Sekarang Aa Mufa dulu." Saya membujuk Timur.
"Iya."
Tangis Timur mereda. Mufa juga berhenti marah. Mereka kembali bermain. Setelah 30 menit berlalu, Timur kembali meminjam peci. Kali ini Mufa memberikannya dengan suka rela.
Tantangan kali ini lumayan berat, karena saya harus menenangkan hati Timur agar bersabar dan tidak merebut barang kakak sepupunya. Selain itu saya harus meyakinkan Mufa bahwa dia berhak membuat keputusan untuk barang miliknya.
Alhamdulillah pada akhirnya, Mufa juga mau berbagi. Pada dasarnya anak-anak suka berbagi mainan dengan sebayanya asalkan tidak dengan paksaan. Jika kita memaksa, anak akan semakin sulit untuk berbagi karena dia akan merasa lebih berhak atas barangnya
Kuncinya adalah sabar dan tidak memaksa anak. Jika konsep kepemilikan barang ini sudah ditanamkan sejak dini, insya Allah anak-anak tidak akan merampas mainan temannya.
Ah, terima kasih My lovely Timur dan Mufa! Kalian anak yang hebat dan soleh!
Hingha kali ini bunda dapat ⭐️⭐️⭐️⭐️
Hehe.
#harike14
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
#pulauimpian
#bunsaybatch6